Archive for Senin, Oktober 21, 2013
Rekayasa Lembaga Dakwah Kampus
Ditulis oleh: Ridwansyah Yusuf Achmad (Kepala GAMAIS ITB)
Diringkas oleh: Yoga Ady Samudra (Staff HRD KSIM Mesin UNDIP)
Diringkas oleh: Yoga Ady Samudra (Staff HRD KSIM Mesin UNDIP)
Lembaga Dakwah Kampus atau biasa
di singkat LDK merupakan salah satu sarana dakwah yang ada di Universitas atau
Kampus dimana mahasiswa dan masyarakat kampus menjadi target dari dakwah
tersebut. Agar LDK ini dapat berjalan dengan baik perlu adanya penyinergisan
dan struktur skematik yang baik dari para kader LDK. Dalam buku Rekayasa Dakwah
Kampus yang ditulis oleh Ridwansyah Yusuf Achmad (Kepala GAMAIS ITB) dipaparkan
cara mencapai tujuan tersebut. Diantaranya:
Membangun
kader yang baik, kader yang baik diperlukan agar LDK dapat berjalan sesuai
tujuan nya. Lalu kader seperti apa yang diinginkan? Setidak nya ada 3 target
yang harus dimiliki setiap kader, yaitu jiwa kepribadian seorang muslim, jiwa
kepemimpinan dan potensi lainnya sesuai dengan minat bakat yang dimiliki masing
masing kader.
Membangun
massa, masa juga diperlukan bagi LDK, baik berupan simpatisan maupun jumlah
kader yang banyak. Tentu untuk kader tidak hanya jumlah, namun juga kuliatas
yang baik seperti yang sudah dijelaskan pada point pertama. Untuk simpatisan
dapat berupa mahasiswa, ataupun dosen sekalipun. Memang ada cara berbeda untuk
berdakwah pada dosen. Kita bisa memintanya menjadi pembimbing, peanasehat, atau
peran tertentu pada sebuah kajian. Dengan begitu dosen dapat ikut serta dalam
kegiatan LDK kita dan secara berlahan menjadi simpatisan LDK.
Membangun
Kampus Konsep Islami, untuk membagun kampus konsep islami perlu
penyinergisan antara lembaga mahasiswa atau pun birokrasi. Jika lembaga atau
himpunan mahasiswa dan birokrasi telah berjalan dengan ideology yang sama atau
paling tidak setuju dan tidak melarang kegiatan dakwah kampus, maka Konsep
Kampus Islami dapat diterapkan. Namun bila tidak LDK dapat ditempatkan disektor
lain dengan fungsi yang sama, seperti LDK sebagai unit kegiatan mahasiswa, LDK
sebagai Dewan Kesejahteraan Masjid, maupun LDK sebagai bagian dari lembaga mahasiswa
lainnya.
Cara lain untuk membangun kampus
dengan konsep islami adalah memanfaatkan akder dengan potensi lebih. Jika
hubungan antara LDK dan HM kurang baik, kita dapat mengisipkan kader LDK pada
kepengurusan HM sehingga ada penegah antara LDK dan HM.
Memperbanyak
massa kader, semakin banyak kader semakin luas penyebaran dakwah yang ada,
semakin sedikit pula beban yang harus ditanggung tiap kadernya. Kita dapat
menerapkan fungsi marketing dalam memperbanyak jumlah kader. Bila setiap kader
diberi amanah mencari 1 kader baru setiap bulannya, maka dalam 4 bulan saja
jumlah kader bisa menjadi 16 kali lipatnya. Sepertinya waktu 1 bulan merupakan
waktu yang lama untuk merecruit hanya 1 orang.
Memperbaiki
data kader, setelah kader dengan jumlah yang banyak diperoleh kita perlu
mendata informasi dari kader kader tersebut, baik dengan via sms, mengisi form
yang sediakan HRD secara manual ataupun online. Hal ini diperlukan untuk
mejajahi kemampuan kader dan memberikan tugas serta amanah yang sesuai dengan
kader tersebut. Sehingga alur kerja LDK dapat berjalan dengan baik.
Kader
menjadi wajah LDK, kader merupakan kesan pertama dari LDK. Sehingga kader
diharapkan dapat member contoh bagi masyarakat kampus. Hal yang simple
contohnya, seperti menebar senyum, menjadi pribadi yang menyenangkan dsb.
Dengan demikian masyarakat kampus akan lebih tertarik dan menjadi simpatisan
LDK. Kader yang memiliki IP 4 misalnya, dapat menjadi contoh dan memiliki daya
jual tersendiri, ia dapat membuktikan di tengah sibuknya agenda dakwah tidak
mengganggu akademisnya. Dengan demikian sangat diperlukan penjagaan dan
pembinaan kader yang baik agar wajah LDK selalu baik dihapadan masyarakat.
Menjadi
LDK yang mandiri, perlu disadari kita perlu menjadi LDK yang mandiri dimana
LDK dapat berjalan mencapai tujuannya secara mandiri. Dengan demikian kita
perlu menyiapkan criteria apa yang harus dipenuhi agar LDK dapat dikatakan
sebagai LDK yang mandiri. Diantaranya meningkatkan jumlah pementor dari tahun
ketahun. Memang sudah terlihat diberbagai universitas besar LDK sudah tersusun
dan dapat berjalan secara mandiri, mereka adapat menyemarakan pemilihan ketua
LDK secara besar, memiliki kas yang besar, memiliki banyak kader dengan
struktur departemen yang rapih, nyaman dalam berdakwah karena lengkap nya
fasilitas dan lain lain. Namun yang perlu ditekankan tidak semua LDK yang ada
sudah seperti itu, masih banyak LDK yang sesulitan dalam dakwahnya karna jumlah
kader yang sedikit. Masih susah dalam legalkan LDK dikampusnya, masih kurang
tenaga sebagai pembina dan permasalahan dakwah lainya. OLeh karna itu disamping
menjadi LDK yang mandiri, LDK saling simpati satu sama lain. Jika memang LDK
dikampusnya sudah baik, untuk apa menunggu, segaralah membatu LDK lain yang
“akan mandiri”.
Memperluas
Jaringan LDK dengan FSLDK, FSLDK yang memiliki kepanjangan Forum
Silaturahmi Lembaga Dakwah Kampus merupakan suatu sarana berkumpulnya, bertukar
pikiran, saling berbagi ilmu, membantu satu sama lain antar LDK. Di FSLDK kita
dapat memperluas jaringan LDK hingga skala nasional. Dengan jaringan ini
diharapkan LDK yang “akan mandiri” lebih terbantu oleh LDK yang telah mandiri.
Sinergi
antar departemen dan lembaga LDK, setelah semua hal diatas terpenuhi, kita
tidak boleh melupakan faktor internal, struktur di LDK itu sendiri. Disini
diperlukan pengawasan dan penempatan struktur yang baik agar tiap tiap
departemen pada LDK dapat bersinergi satu sama lain, serta agar LDK yang ada
pada sebuah kampus atau bahkan skala nasional dapat bersinergi dengan baik.
Oleh karna itu perlu adanya pedoman dakwah yang dirancangkan bersama. Hal ini
dapat dimusyawarahkan pada syuro tahunan diawal kepengurusan.
Jika setiap aspek diatas telah
terwujud, Insya Allah LDK akan berjalan dengan baik dan tujuan LDK dapat
tercapai yaitu men-dakwah-kan islam pada lingkup kampus dan mencetak
kader-kader islami untuk kepentingan islam dimasa mendatang.
e-book: http://ridwansyahyusufachmad.com/analisis-instant-problematika-dakwah-kampus/
sumber: http:// ridwansyahyusufachmad.com/
e-book: http://ridwansyahyusufachmad.com/analisis-instant-problematika-dakwah-kampus/
sumber: http://